Pages

Ads 468x60px

Labels

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 10 Agustus 2013

Sahabat, Ingat Janji Kita

Aku masih sangat ingat bagaimana waktu mendekatkan persahabatan kita.
Saat kau pertama kali bersepeda kerumahku dan memanggil namaku.
Suara khas anak-anak melengkapi hari-hari kita, saat di Sekolah Dasar dulu.

Aku masih ingat ketika pertama kali kau mengungkapkan isi hatimu padaku.
Begitu pula diriku, ditengah riuhnya ruang kelas hanya milik percakapan kita.
Kita nyaris terhenyak ketika orang yang kita taksir berinisial sama dan merupakan saudara.

Apa kau masih ingat?
Kemanapun kita selalu bersama bahkan hingga memakai rok biru tua itu.
Beberapa orang memanggil kita kembar, dan kita hanya membalas dengan tertawa lucu.
Rumahmu sudah sangat biasa menjadi kunjunganku, begitu pula dengan rumahku.

Ingatkah kau hal yang mulai menjauhkan kita?
Kurasa kita mulai menemukan kesibukan masing-masing dengan cara yang lain.
Namun ada satu hal yang tetap membuat kita dekat,
Karena kita selalu belajar matematika bersama disamping rumahmu.

Kau yang jelita, dengan segudang teman dan pujangga yang mengharapmu.
Kadang membuatku iri dan terheran ketika kau sering merasa minder, kau tahu kau lebih dari itu?
Namun aku tertegun ketika suatu hari kau ucapkan,
Satu kata yang bisa melukiskanku adalah kata “Perfect”, “Aku iri padamu”.

Kita beranjak dewasa, dengan rok abu-abu kau mulai berubah menjadi seorang puteri
Parasmu yang cantik semakin memikat hati siapa saja lelaki yang melihatmu.
Aku mendengar kau akhirnya menemukan lelaki sejatimu sobat.
Saat itu kau bukan lagi menjadi bagian dari hariku, karena kita telah berbeda.

Dan ditengah perbedaan itu ada hal yang mulai mendekaatkan kita lagi?
Ketika saudaramu mendekatiku, dan kau menjadi perantara bagiku.
Aku membayangkan bagaimana bila persahabatan kita suatu saat akan menjadi saudara.
Namun semua bayangan itu sirna tatkala dia bukan menjadi yang terakhir bagiku.

Aku mendahului toga kelulusanmu dengan kelas program percepatan.
Pergaulan kita semakin berbeda, kau mulai jauh dariku sobat.
Empat sekawan kita yang dulu begitu kompak kini tak ada artinya lagi.
Ibarat burung yang lepas dari sangkarnya apakah sudi untuk kembali lagi?

Ketika libur menjelang empat sekawan selalu berkumpul, bersua, bercanda.
Namun tak selalu ada kamu yang hadir melengkapi canda tawa kami bertiga.
Pernah suatu hari kau luangkan waktumu di ritual liburan kita selama satu malam.
Nostalgia kembali utuh hingga waktu yang menetes terasa mengalir.

Indah, namun waktu tak pernah mengatakan masa depan.
Kini kau memilih jalanmu sobat,
Jalan yang selama ini kita tahu dan kita takutkan
Waktu tak akan bisa memutar masanya lagi
Aku tahu perasaanmu, Berat.
Tapi inilah hidup.
Semoga persahabatan ini tak akan pernah berakhir.

Regard, ur childhood’s Best Friend
Dear.

Gondang Winangoen,
    S

eptember, 08 2010




0 comments:

Posting Komentar

 

Be my Followers

Follow my Twitter

http://www.dreambingo.co.uk/