Pages

Ads 468x60px

Labels

Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 Oktober 2012

My Phobia


Setiap orang pasti punya phobia terhadap sesuatu. Ya, kita pasti punya ketakutan akan suatu hal, entah itu benda, kejadian, dan lain sebagainya. Hal yang ditakutkan semua orang berbeda-beda, bahkan hal yang membuat seseorang takut belum tentu dianggap menakutkan orang lain, itu tergantung dari diri kita. Tidak semua orang mau mengakui phobia dalam dirinya, tapi selamilah dan renungkanlah, pasti ada satu atau lebih hal yang kamu sangat takutkan, dan itu disebut phobia. So, apa phobia-mu??

Saya akan bercerita tentang phobia dalam diri saya, sesuatu yang membuat takut, bahkan membuat saya bergidik hanya dengan membayangkannya. Saya phobia terhadap benda tajam dan kecoa. Bukan tanpa sebab phobia tersebut, tentu ada asal usulnya. Intip ceritanya berikut ini.



Sejak SD saya penggemar film-film horor dan sadis, cerita ber-genre seperti itu selalu membawa sensasi yang menantang. Sebut saja film-film berjudul: Saw, Texas Chainsaw Massacre, Apocalipto, Slit Mouth Woman, Final Destination, Scream or Die dan lain sebagainya. Dalam adegan-adegan film tersebut terdapat sisi psikopat si pemain menggunakan benda-benda tajam, ada pula adegan-adegan sadis nonsensor seperti kecelakaan-kecelakaan pada film final destination. Jujur saja ngeri setiap melihatnya, tapi rasa penasaran ini bak mengalahkan segala rasa takut, saya selalu ketagihan untuk memilih judul-judul ber-genre tersebut untuk ditonton. Tapi semakin lama dampaknya mulai terasa, setiap usai melihat film tersebut, minimal lima hari saya mengalami sulit tidur, bahkan saat sedang berbincang asik dengan teman-teman atau melakukan aktivitas lain, adegan dalam film horor tersebut selalu terbesit dan membuat saya tiba-tiba berdesir geli merasakan ada yang meyayat bagian-bagian tubuh saya. Perasaan itu makin terbawa hingga akhirnya saya memutuskan STOP berhenti melihat film-film dengan genre tersebut. Tapi rupanya tak cukup sampai disitu, phobia ini terus terbawa, setiap melihat pisau, silet, cutter, seng, kaca, penggaris tukang atau benda-benda tajam lain yang digantung saya selalu bergidik dan memejamkan mata, rasanya benda-benda tersebut siap menimpa dan meyayat-yayat bagian tubuh ini. Oh tidak! Menakutkan memang, tapi meskipun begitu bukan berarti saya takut dengan peralatan dapur dan tidak bisa memasak, selama benda-benda tajam tersebut tidak digantung dan tidak dekat atau berada satu garis lurus horizontal dengan mata itu tidak jadi masalah.

Beda halnya dengan phobia terhadap kecoa. Hal ini baru dimulai ketika kuliah. Kost yang saya tempati berbentuk “O” dengan taman ditengah-tengahnya, namun sayang taman tersebut kurang dirawat pemilik kost sehingga banyak tikus dan kecoa berkeliaran didalamnya. Pernah suatu hari saya dan teman-teman bergotong-royong membersihkan taman, rupanya hal ini berhasil mengusir tikus dan kecoa. Tapi rupanya hal itu tidak berlaku lama, untuk tikus ya memang berhasil, tapi tidak untuk kecoa. Pada suatu ketika di musim hujan, saya sangat terkejut ketika dimalam hari setelah mengarjakan PR membuka pintu kamar. Tampak ada beberapa kecoa berkeliaran di taman bahkan ada yang mencapai teras saya sekitar lima buah, langsung saja saya pukul menggunakan sandal dan sapu karena jijik, tapi ternyata setelah saya amati (karena kondisi taman di malam hari agak gelap) ada lebih dari 20 kecoa berkeliaran di taman dari yang ukuran sedang hingga besar, saya hanya bisa tercengang dan secara sadis dan membabi buta membunuh kecoa-kecoa tersebut bergantiang dengan semprotan baygon, sapu, sandal selama tidak kurang dari setengah jam. Keesokan harinya saya melihat banyak sekali kecoa mati berkeliaran di kost saya, saya merasa lega. Tapi setelah membuka pintu kamar kost saya dibuat sangat kaget karena melihat ada tiga buah kecoa berjalan-jalan di lantai, bahkan di kasur saya. OH MY GOD! Bahkan selama tiga hari kejadian tersebut berulang mulai dari satu hingga tiga kecoa di kamar saya gan! Padahal sudah pintu kamar dan jendela sudah dikunci rapat-rapat tidak ada lubang karena ventilasi-pun ditutup dengan kain strimin. Tapi rupanya penderitaan saya tidak berhenti sampai disitu, pertama ada satu sampai 2 kecoa yang berkeliaran di kamar mandi saya (untung kamar mandi luar) tapi lama kelamaan dari celah-celah semen kamar mandi muncul anak-anak kecoa, ukurannya kali ini mulai dari yang super kecil seperti kepik hingga medium ada, jumlahnya ada ratusan baris seperti semut di dinding!!!! Hoak banget gan!!! Belum lagi kecoa yang besar yang tak ada habisnya meskipun sudah disemprot dengan baygon, hal itu yang benar-benar membuat saya hopeless dan takut ke kamar mandi, sampai-sampai saya numpang ke kamar mandi teman. Kejadian ini berlangsung kurang lebih seminggu sampai akhirnya saya menyebar puluhan kapur barus di setiap sudut kamar mandi dan semua kecoa itu pun pergi. Alhamdulillah. Hingga sekarang saya masih dalam tahap sangat phobia dengan kecoa, tapi sudah mulai reda hingga dua minggu yang lalu ketika saya tidur sehabis sholat subuh (hehe), setengah bermimpi ada yang menggerayangi tubuh saya, butuh sekitar lima menit untuk sadar dan terbangun, rupanya daritadi ada kecoa hitam besar yang menggerayangi tubuh saya (dan itu bukan mimpi) mulai dari ujung rambut, bibir hingga saya terbangun telah mencapai ujung kaki, O...MY....sudah tidak bisa berkata-kata lagi, sepertinya sudah jelas sebabnya kenapa saya sangat benci dengan kecoa.

0 comments:

Posting Komentar

 

Be my Followers

Follow my Twitter

http://www.dreambingo.co.uk/