Pages

Ads 468x60px

Labels

Total Tayangan Halaman

Kamis, 03 November 2011

Pasar "Gilingan"

By : Devia Indah Yanuarti


            Pasar “Gilingan” merupakan salah satu pasar pakaian bekas di Surakarta yang terletak di Jalan Setiabudi, sebelah timur Terminal Tirtonadi. Pada malam hari pasar ini lebih banyak digunakan sebagai pasar ponsel seluler yang lebih dikenal dengan sebutan “Pasar Maling”, sehingga bila ingin mengunjungi pasar pakaian bekas lebih baik memilih waktu pagi hari antara pukul 10.00-12.00 WIB pada saat keadaan pasar sedang ramai-ramainya. Para pedagang mulai berjualan pada pukul delapan pagi hingga sore hari, kemudian mereka beristirahat sejenak dan akan kembali berjualan pada malam hari, jumlah pedagang pakaian bekas yang berjualan hingga malam hari relatif sedikit, tidak sebanyak pada pagi hari. Setiap pagi hingga siang hari, pasar ini selalu diramaikan lebih dari 10 pedagang pakaian bekas yang mendirikan tenda di sepanjang pinggiran jalan. Kebanyakan pedagang berasal dari kota Surakarta dan sekitarnya, seperti Boyolali. Hampir semua pedagang telah memulai profesinya sebagai penjual pakaian bekas selama lebih dari 15 tahun, bahkan mereka menjadikan profesi tersebut sebagai profesi utama, hal ini terlihat dari survey yang telah dilakukan bahwa ada sepasang suami istri yang sama-sama berjualan pakaian bekas.
Para pedagang mendapat pasokan pakaian bekas dari berbagai distributor, bahkan kebanyakan datang dari perorangan yang sengaja menjual pakaian bekas dengan mendatangi langsung pasar gilingan. Setiap harinya, ada sekitar lima pembeli yang menjadi penglaris bagi setiap pedagang, jumlah tersebut memang relatif sedikit mengingat setiap harinya masing-masing penjual masih dikenai pajak penjualan sebesar Rp.500,-, namun menurut pengakuan si penjual mereka bisa meraup penghasilan hingga Rp.1,100,000,- per bulannya, jumlah tersebut telah mencukupi untuk membayar kebutuhan sehari-hari keluarganya. Adapun barang-barang yang dijual di pasar tersebut sebenarnya tidak hanya pakaian, ada beberapa barang lain seperti: sandal (Rp.9,000,-), bola bekas (Rp.20.000,-), tas (Rp.15.000,-) dan lain-lain, namun memang mayoritas barang yang dijual adalah pakaian bekas yang terdiri dari beragam model, seperti: hem atasan (Rp.7,000,-), kaos (Rp.5,000,-), celana jins (Rp.15.000,-), celana kain (Rp.9,000,-), jaket (Rp.15,000,-) dan lain sebagainya.
            Ditinjau dari segi pembeli peminat produk pakaian bekas rupanya tak pandang bulu, ada beragam kalangan mulai dari supir bus, tukang becak, pekerja kantoran bahkan hingga mahasiswa yang membeli pakaian di Pasar Gilingan. Hal tersebut bisa dibilang wajar melihat keadaan produk pakaian bekas yang dijual sudah melalui proses perbaikan kualitas seperti proses pencucian dan jahit ulang, sehingga pakaian tersebut langsung layak untuk dipakai, bahkan ada beberapa produk pakaian bekas yang bermerek, sehingga meskipun sudah menjadi barang bekas namun tetap menarik dan banyak diminati. Hal tersebut meningkatkan optimisme dan semangat para penjual pakaian bekas melihat progres penjualan pakaian dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan, bahkan keberadaan toko pakaian grosir yang sering dianggap orang sebagai pesaing utama dari produk pakaian bekas ternyata tidak mempengaruhi peminat dari produk pakaian bekas, hal tersebut dikarenakan pembeli grosir mengharuskan jumlah tertentu untuk sekali pembelian alias tidak boleh mengecer, sehingga sampai sejauh ini peminat pakaian bekas masih tetap bertahan dari berbagai kalangan.

ini ni, video jalan-jalan sekaligus reportase kita di Pasar "Gilingan" yang sebenarnya merupakan tugas kuliah kita, mata kuliah "Perekonomian Indonesia"


Pemain :
Cameraman : Fani
Pemeran utama : Devia, Destia, Laga, Sigit
Figuran : Bapak, Ibu (Original seller of Gilingan Market)
                Riana, Haris, Wawan, Adit
Editing : Fani, Laga, Sigit
Subtitle Teks : Devia, Destia
Reporter : Devia, Destia

Minggu, 30 Oktober 2011

Champion : Essay Festival Sains

I win again, but second grade anymore..
It's ok, it and make me realize that be the second, third, fourth....etc is easy
BUT be number ONE need an extra working, skills and competence...it's NOT EASY

However, my biggest thankfulness to BEM MIPA FE UNS who held this competition..
"ESSAY FESTIVAL SAINS" Dies Natalis Universitas Sebelas Maret caremony..
theme: Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Teknologi





Fenomena “Komunitas Iptek” di Kalangan Mahasiswa Memberi Pengaruh Signifikan terhadap Perkembangan Indonesia di Berbagai Sektor
Oleh : Devia Indah Yanuarti / Akuntansi FE UNS

A.    Komunitas Iptek
            Dunia dan Iptek menjadi dua hal yang tak terpisahkan tak terkecuali di Indonesia. Beragam aktivitas mulai dari dunia hiburan hingga lingkup pekerjaan memerlukan komponen tersebut demi memudahkan kinerjanya. Iptek yang merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara umum diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan teknologi yang penerapannya diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Di era globalisasi, Iptek bukan hanya menjadi kebutuhan, tapi juga suatu keharusan, utamanya bagi para generasi muda. Mereka dituntut untuk mengasah skill tersebut mengingat sebagian besar sektor pekerjaan mengharuskan setiap pekerjanya menguasai teknonogi. Dengan demikian Iptek memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan sebuah bangsa. Tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah bangsa bagai di bangun tanpa pondasi yang kuat.
          Suatu kebutuhan akan penguasaan Iptek mendorong munculnya “Komunitas Iptek”. Berbagai “Komunitas Iptek” baik formal maupun informal telah tersebar di seluruh penjuru tanah air. Keberadaan komunitas ini banyak terlihat mulai dari jenjang SMA/SMK yang membentuk organisasi formal ekstrakulikuler seperti Karya Ilmiah Remaja (KIR). KIR merupakan wadah pendidikan non-akademis yang bergerak di bidang penulisan karya tulis yang kemudian menghasilkan output berupa inovasi mahasiswa terhadap suatu produk (misal: pemanfaatan limbah) yang pengujiannya memerlukan keterlibatan Iptek.
          Di jenjang perkuliahan keberadaan komunitas ini meningkat pesat, tak pandang bulu baik jurusan eksak maupun non-eksak telah banyak melahirkan para pejuang-pejuang Iptek. Hal ini terlihat dari beragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)  seperti: Lingkar Study Pendidikan (LSP), Karya Ilmiah Teknik (KIT), Kelompok Studi Bengawan (KSB), Kelompok Studi Ilmiah (KSI), Studi Ilmiah Mahasiswa (SIM), UKM-Penalaran, UKM Penalaran dan Riset (UKMPR), Lembaga Penelitian dan Pengkajian Intelektual Mahasiswa (LEPPIM) dan sebagainya. Meskipun memiliki nama yang beragam namun pembentukan organisasi tersebut memiliki dasar tujuan yang sama, yaitu mengembangkan kreativitas dan daya inovatif mahasiswa melalui berbagai pelatihan dan penelitian.
            Tak hanya organisasi formal, “Komunitas Iptek” informal pun mulai bermunculan di berbagai level usia. Di dunia maya misalnya, beberapa group facebook menamai dirinya sebagai komunitas haus Iptek, bahkan di berbagai situs juga dengan mudah kita temui komunitas-komunitas Iptek yang menawarkan informasi dan keanggotaannya secara gratis misalnya: Ipteknet. Bahkan pemerintah telah menunjukkan suatu dukungan nyata dengan mengadakan perkumpulan “Komunitas Iptek” tepat di hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) pada tanggal 10 Agustus 2010, yang dengan diadakannya perkumpulan tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat inovasi anak bangsa dalam kemandirian untuk meningkatkan daya saing nasional.


Baca selengkapnya, klik link download berikut:
Essay - Fenomena Komunitas Iptek
B. 

Cipuyal (Cilik Putih Kenyal)

Cipuyal (Cilik Putih Kenyal)
 
Hmm....pasti penasaran ya apa itu "CIPUYAL"..
Ide ini berawal ketika kami (Aku, Atikah Dinarti dan Riana Mahfuroh) berencana membuat PKM-K (Progam Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan). Awalnya kami tak kunjung mendapat ide, rencana membuat PKM-K pun sempat pupus, namun tepat saat satu minggu sebelum pengumpulan (waktu yang sangat mendesak memang) kami sepakat menggunakan ide dari Atikah yaitu membuat: "Cipuyal" Produk Geblek Aneka Rasa.


Ada yang tahu apa itu Geblek???
sebagian dari teman-teman pasti asing mendengarnya, alasan itulah yang melatarbelakangi kami memilih produk ini.
Geblek adalah produk makanan khas Purworejo yang berbahan dasar tepung kanji atau tepung singkong yang digoreng sehingga menciptakan tekstur yang kenyal nyam nyam nyam.., Eitzzz...tapi jangan salah ya....cita rasa dari Geblek ini tidak sesederhana cara membuatnya,  25 dari 30 responden yang belum pernah mencicipi geblek ini mengaku "enak" ketika mencicipi produk "Cipuyal" homemade kami...

Ini dia...proses pembuatan "Cipuyal" kami...
kami buat sebagai lampiran proses produksi PKM-K kami yang berjudul :


Geblek ”CIPUYAL” (Cilik Putih Kenyal)
Pemasaran Produk Inovasi Geblek Khas Purworejo sebagai Upaya Pelestarian Warisan Kuliner yang Hampir Punah
(Siapkan semua bahan-bahan (bawang putih, kemiri, minyak, tepung kanji, garam dan bubuk


Haluskan bumbu (bawang putih, garam dan kemiri)



Campur tepung kanji dengan bumbu yang telah dihaluskan dan air secukupnya

Bentuk adonan menjadi bola-bola lalu rebus selama 3menit
Angkat rebusan lalu haluskan dengan tangan hingga adonan kalis (butuh kekuatan tangan)

Bentuk adonan menjadi cincin (semakin kalis adonan semakin mudah dibentuk), bilamana perlu bisa ditambahkan isian seperti sosis dan bakso. 







Goreng adonan Geblek "Cipuyal"

Hasil gorengan Geblek "Cipuyal"yang telah dibubuhi aneka bubuk rasa

Ohyaaa......tidak hanya itu..., untuk membuat seporsi kecil Geblek "Cipuyal" seperti diatas hanya dibutuhkan bahan-bahan yang relatif sederhana sbb:

1.  Tepung Kanju 1/4 kg
2.  Bawang Putih 5 siung
3.  Kemiri 2 butir
4.  Garam 1 sdm
5.  Bubuk rasa sesuai selera
6. Aneka isian sosis


Mudaaaaah kannnnnn.................
Tunggu saja tanggal mainnya pengumuman PKM-K..
Semoga kelompok kami menang, dan untuk teman-teman bila suatu hari nanti menemukan outlet yang menjual Geblek "Cipuyal" jangan kaget yaaa.....itu berarti ide kami berhasil, hihihihihi



SELAMAT MENCOBA
*Salam, lestarikan menu dan hidangkan nusantara"




Senin, 26 September 2011

Ah Tenane: Kapusan Buku

Ingat cerita sebelumnya yang yang berjudul "My First Trophy" ?? disitu aku mengatakan bahwa salah satu artikel cerita lucu'ku berhasil dimuat di koran lokal "Solopos", meski bahasanya kemudian nyaris dirubah total oleh si editor -___-, tapi setidaknya inti ceritanya sama, dan yang terpenting dia tetap mencantumkan identitas asliku sebagai penulis.

Artikelku ini dimuat tepatnya tanggal 4 Maret (klo ga 4 April) hehe...sudah lama memang..
dan yang membuat aku kecewa, e-papper "Solopos" tepat aku memuat tulisan itu mengalami gangguan sehingga tidak pernah bisa diakses, secara otomatis aku tidak bisa melihat ceritaku terpampang di koran, berhubung aku juga tak membeli hardcopy'nya saat itu dan tahu artikelku dimuat hanya dari seorang teman... :(


Ini dia cerita aslinya..., aku buat untuk mengisi rubik "AH...TENANE", bagi pembaca Solopos pasti tak asing dengan rubik cerita lucu itu....


       Kapusan Buku

Ujian nasional jadi momok paling ditakuti kalangan murid usia pelajar, tak terkecuali si Tojib. Sebulan menjelang ujian berlangsung murid lain sudah pada wara-wiri cari kisi-kisi, trik, dan strategi belajar, tapi dasar si Tojib odong malah makin gelisah dan bingung mau mulai dari mana. “ Kowe iki piye to le.., tiap hari kok cuma bengong wae kerjane, mbok ya buka buku belajar to le. Tiap hari ya begitu Simbok marah-marah sementara yang dimarahi malah bengong.

Lusa akhirnya si Tojib memutuskan ke toko buku cari soal latihan, begitu izinnya sama Simbok. Tapi sampai toko malah jelalatan liat-liat buku lain, dan ketika lewat bagian rak “Psikologi” matanya terpaku pada satu buku motivasi berjudul “Panduan Sukses Menghadapi Ujian” ditambah bagian bawahnya ada iklan “Bagi anda yang merasa kesulitan belajar, 100% dijamin lulus ujian”. Mata si Tojib langsung berbinar-binar, dan kontan mengambil buku itu tanpa pikir panjang, membayarnya ke kasir, dan pulang.

            Sesampainya di rumah si Tojib langsung ngandang ke kamar, pintu dikunci rapat-rapat takut ketauan Simbok, dan bak orang sedang bersemedi akhirnya si Tojib duduk anteng dan mulai membuka buku. “Wah lha kok isinya lebih mudah daripada soal ujian, gak dulu-dulu aku membeli buku macam ini, udah jelas setelah membaca aku bakal lulus ujian,” 

Sampai di halaman 14 dia membaca dan terpaku pada kata-kata ini “Fokuslah pada satu hal yang kamu pelajari, dan kesuksesan ada di tanganmu”. Lalu halaman 15, “ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum menghadapi ujian: belajarlah dengan giat, berdoa dengan khusuk, dan jaga kesehatan anda”.

            Tapi sayangnya pesan yang disampaikan di buku tidak ditangkap baik oleh si Tojib. “Olalah, ternyata kuncinya harus fokus antara tiga hal itu, hahaha…kok gampang ya ternyata..”. “Belajar, berdoa, jaga kesehatan, hmm..aku kok ngrasa kesulitan tiap belajar, dan masalah berdoa aku ini orangnya biasa-biasa saja, alim enggak, kafir juga enggak, tapi pilihan ketiga itu jaga kesehatan sementara aku ini amat suka berolahraga dan makan, tentunya itu sangat mudah!” wajah si Tojib tampak berbinar-binar.

            Dan mulai hari itu dia jadi sering berolahraga dan makan teratur, pagi sebelum ke sekolah dan sore hari rutin berolahraga di lapangan dekat sekolah. Dan suatu hari saat sedang berlari mengelilingi lapangan lewatlah si Udin, teman sekelasnya yang kontan berteriak menyapa, “Woi Jib, akhir-akhir ini aku liat rajin amat kamu olahraga, gak capek apa? Ingat lho sepekan lagi kita ujian nasional.” Tapi malah si Tojib cengar-cengir menghampiri si Udin,”Sssstt.., jangan keras-keras kamu din, aku kasih tau rahasia ya, tapi janji ya jangan bilang-bilang, aku olahraga tiap hari gini buat menghadapi ujian pekan depan!” “maksudmu opo to jib, aku kok gak mudeng?” “Gini lho.., tapi cuma kamu lho yang tau, aku kemarin beli buku yang katanya kalo baca dijamin 100% lulus ujian, dan katanya aku cuma perlu fokus pada satu hal yaitu jaga kesehatan!! Ga perlu susah-susah belajar dan berdoa, gampang to???”. Tojib menjelaskan sambil tangannya malangkrik sementara si Udin pun melotot ketar-ketir.
“Ealaaah Tojib…..”

My First Trophy

Aku merasa menulis adalah bakat terpendamku. Bayangkan saja baru dua kali aku mengembangkan ide'ku untuk menulis, yang pertama adalah cerita lucu di koran yang ternyata langsung dimuat..dan aku mendapat honor yang lumayan...:), dan yang kedua...pekan lalu aku mencoba iseng mengikuti lomba essay se-jawa yang diadakan kampusku...dan tiba-tiba saja aku mendapat peringkat ke-dua... dapat piala, sertifikat dan uang pembinaan...Amboooy..
Sepertinya aku harus menaruh perhatian khusus untuk hobi'ku yang satu ini, mengasahnya sudah merupakan keharusan....

ini dia sebuah essay islami yang mengantar aku mendapat "My First Trophy"..


Pengaruh Kaidah Moralitas Islami di Era Informatika bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Hukum dan Fisipol Melalui Pendidikan Etika Kerja Islami demi Terbentuknya Background Generasi Penerus Bangsa Anti Korupsi

A.    Dilematika Era Informatika
Bersamaan dengan era globalisasi, secara otomatis dunia memasuki era informatika. Informatika merupakan faktor penggerak utama terciptanya globalisasi, berbagai disiplin ilmu yang mencakup beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya: sistem informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik komputer dan sistem informasi manajemen menjadi jalan pintas terciptanya berbagai komunikasi internasional yang menggerakkan dunia dalam era globalisasi.
Era Informatika menjadi peluang, tantangan bahkan dilematika khususnya bagi para generasi muda. Hampir setiap lapangan pekerjaan menuntut dikuasainya skill tersebut, berbagai studi bahkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) mulai memperkenalkan siswa-siswi-nya untuk menguasai teknologi informatika dan melibatkan mereka untuk secara langsung terjun dalam era informatika. Hal tersebut membawa dampak modernisasi bagi Indonesia, berbagai hal positif seperti kemajuan teknologi dan peluang untuk terjun dalam persaingan internasional terbuka lebar. Dalam dunia akuntansi misalnya, proses pengauditan, analisis laporan keuangan dan berbagai aktivitas perusahaan baik internal maupun eksternal dipermudah dengan adanya teknologi informatika.
Namun adanya kemajuan tersebut rupanya juga menimbulkan berbagai dampak negatif baik dalam segi kriminalitas maupun moralitas. Penguasaan teknologi informatika bagi sejumlah intelek tidak dimanfaatkan seperti seharusnya, sebagian besar kasus kriminalitas di Indonesia disebabkan oleh manipulatif data yang dilakukan sejumlah oknum. Lihat saja kasus kejahatan perbankan dan lemahnya internal kontrol Malinda Dee, pembobolan mesin ATM, kasus Bibit-Waluyo hingga kasus korupsi lain yang dilakukan banyak petinggi negeri ini membuat daftar kriminalitas di Indonesia meningkat pesat. Dari segi moralitas paling banyak dilakukan oleh para generasi muda, jejaring sosial seperti facebook menjadi ajang berbagai penipuan dilakukan, selain itu fasilitas internet juga sering digunakan tidak semestinya. Hal tersebut merusak moral generasi penerus bangsa, bila sejak dini tidak ada bimbingan moralitas dari orangtua, dampaknya akan berujung pada tindak kriminalitas.


Baca selengkapnya, klik link download berikut
Essay - Pengaruh Pendidikan Etika Kerja Islami

DAN INI PIALANYAA..... :D

Juara II Islamic Essay Surakarta, 23 September 2011




Rabu, 08 Juni 2011

Nasib Kampus UNS Cabang


About My College: Kampus Universitas Sebelas Maret
This is my first report for rubik Valuta Megazine
i got information from my first reportase :)




       Bagaimana nama UNS bisa dikenal luas oleh publik jika mahasiswanya sendiri justru tidak paham mengenai seluk beluk kampus tercintanya? Kurangnya publikasi, tidak adanya sumber informasi, atau justru karena rendahnya keingintahuan mahasiswa  hingga informasi vital yang sederhana mengenai kampusnya saja tidak paham.
           
Kita tahu bahwa kampus UNS memiliki sejumlah cabang yang tersebar di surakarta dan sekitarnya, namun sangat disayangkan sebagian besar mahasiswanya tidak memiliki informasi lengkap tentang keberadaan kampus-kampus cabang tersebut. Menurut observasi yang dilakukan secara acak, lebih dari 90% koresponden mahasiswa menjawab dengan salah pertanyaan yang diajukan tentang jumlah kampus cabang. 25% mahasiswa menjawab jumlah total kampus UNS kurang dari empat, 8% lainnya menjawab kampus UNS ada empat, 42% atau nyaris separuh mahasiswa menjawab kampus UNS ada 5, sebanyak 17% menjawab jumlah kampus ada enam, sedang hanya 8% yang mampu menjawab dengan benar bahwa kampus UNS ada delapan.

Awalnya memang sulit menemukan informasi tentang kepastian jumlah kampus dan kondisi pembelajaran di kampus-kampus tersebut, hal ini dikarenakan pihak universitas tidak menyediakan sumber informasi yang gamblang tentang hal ini, bahkan bila kita lihat di web resmi UNS tidak ada satu informasipun yang menyebutkan tentang adanya lokasi kampus-kampus cabang. Sumber informasi yang amat minim ini yang menjadi penyebab rendahnya pengetahuan dan keingintahuan mahasiswa terhadap UNS.

Namun kesimpangsiuran tersebut bisa terjawab setelah dilakukan wawancara langsung dengan Pembantu Rektor 1, Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. Beliau meluruskan pendapat bahwa jumlah kampus UNS seluruhnya berjumlah delapan, kampus-kampus tersebut antara lain:

Kentingan (Pusat)         : FE, FH, FISIP, FKIP, FSSR, FK, FP, FT, FMIPA, Pascasarjana
Pabelan                        : FKIP (Teknik Mesin, Teknik Sipil), D4 PGSD
Kebumen                      : FKIP (PGSD)
Ngoresan                      : FKIP (POK)
Manahan                       : FKIP (POK)
Kleco                            : FKIP (PGSD, PGAUD)
Jebres                           : FK (hipertes, KK)
Mesen                          : D3 FE (perbankan), Psikologi


Sejarah berdirinya UNS bermula dari bersatunya beberapa universitas swasta dan negeri pada tahun 1976. Menurut rencana awal, lokasi kampus akan disentralisasi di Kentingan, namun karena keterbatasan lahan yang hanya berkisar 68 Ha, maka diputuskan untuk didirikan kampus-kampus cabang. Di usianya yang sudah berkepala tiga beberapa gedung dan fasilitas kampus banyak mengalami kerusakan, bahkan beberapa gedung sudah diberi papan yang bertuliskan “demolish” yang merupakan indikasi bahwa bangunan tersebut sama sekali tak bisa digunakan dan butuh perbaikan segera. Kerusakan fasilitas tersebut cenderung dialami di kampus-kampus cabang, hal ini terlihat sangat kontras dengan lokasi kampus pusat (Kentingan) yang dalam perkembangannya cenderung cukup pesat.

Untuk lokasi kampus pusat, tampak bahwa berbagai sektor mengalami perkembangan, untuk segi fisiknya berbagai fasilitas yang mengalami kerusakan telah diperbarui, beberapa sedang dalam proses renovasi, bahkan untuk memaksimalkan proses pembelajaran diadakan perluasan gedung. Mirisnya, keadaan ini sama sekali tidak dirasakan di kebanyakan kampus cabang, meski koordinasi antar kampus dilakukan dengan kontrol tepusat, sehingga diharapkan kebijakan yang diterapkan tercapai sama rata, tetapi perkembangan kampus tersebut sangat memprihatinkan. Berbagai fasilitas dan gedung yang mengalami kerusakan tak kunjung diperbaiki, bahkan dari segi estetika pun sangat memprihatinkan. Di kampus Pabelan misalnya, bisa kita lihat halaman depan kampus ditumbuhi banyak semak belukar serta beberapa gedung terlihat sudah disfungsional, pada malam hari keadaan kampus gelap gulita karena sangat minimnya penerangan, suasana kampus yang demikian memberi anggapan bahwa kampus ini sama sekali tidak terawat.
           
Namun mahasiswa di kampus cabang kini bisa bernafas lega, karena rupanya telah turun kebijakan untuk segera merenovasi kampus tersebut. Kebijakan itu jelas bukan sekedar omong kosong, karena tahun ini UNS menjadi salah satu dari tiga universitas yang mendapat dana bantuan sebesar 400 Miliar untuk perbaikan sektor pembangunan, bahkan dari Dikti sendiri juga menurunkan dana berkisar 3,5 Miliar untuk renovasi kampus. Realitasnya, pembangunan sudah dimulai di beberapa titik cabang misalnya kampus Kleco dan Manahan, sementara untuk kampus Pabelan sedang dicanangkan untuk adanya renovasi serta didirikan Teaching Hospital. Teaching Hospital (Rumah Sakit Pembelajaran) merupakan sarana untuk menyediakan fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran yang melaksanakan Koas, sehingga mereka tidak perlu menyewa tempat dirumah sakit untuk melakukan praktek nyata
           
Terlepas dari semua itu, secara fisik mungkin masyarakat menyimpulkan bahwa bangunan kampus yang kurang memadai merupakan cermin dari kualitas mahasiswanya, namun sesungguhnya anggapan itu salah. Baik mahasiswa di kampus pusat maupun cabang memiliki kualitas SDM yang sama, tidak ada pembeda terlebih dalam hal semangat berorganisasi, hal ini ditunjukkan dari beberapa mahasiswa di kampus cabang yang masih selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan UKM yang di laksanakan di Student Center berlokasi di kampus pusat. Jarak yang jauh bukan merupakan suatu kendala, yang terpenting adalah tekad yang kuat untuk mengayuh pendidikan demi masa depan yang cerah.

Selasa, 17 Mei 2011

A K U




           Dear diary, sudah sekian lama aku meninggalkan komputer karena telah tergantikan oleh laptop, entah kenapa hari ini aku merasa memiliki draft dokumen yang terlupakan, dan…benar saja, ini salah satunya, ketika menghidupkan komputer dan searhcing di my dokumen, aku menemukan tulisan lamaku, tepatnya tanggal  31 AGUSTUS 2008 aku menulisnya, kisah ini menceritakan tentang hidupku sejak lahir hingga menghadapi liku dan cadasnya memasuki jenjang SMA. Membacanya terasa lucu karena kini aku telah menduduki bangku perkuliahan.
Selamat membaca, ini tulisan asliku tempoe dulu, dengan sedikit perbaikan tentunya,hehehehe………..



A   K   U

             Aku, lahir di Jawa Tengah, di sebuah kota kecil bernama Klaten, saat denting jam menunjuk pukul 15.00, Jum’at 19 Januari 1993. Namun sebagian masa kecilku abadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Pekerjaan ayahku sebagai konsultan trasmigrasi kala itu  membawaku, Devia Indah Yanuarti yang merupakan anak satu-satunya bagi pasangan Ir.Santoso dan Dra.Anonsih Widowati, beserta ibuku untuk menetap di Pontianak, mungkin kala itu merupakan puncak karier bagi ayahku dalam hal material maupun ekonomi, namun rupanya  kebahagiaan keluarga kami tak sempurna karena aku sempat menderita infeksi saluran pernafasan yang cukup akut, asap kebakaran hutan dan berbagai polusi udara di Kalimantan didiagnosa sebagai penyebab penyakit yang aku derita. Selama aku di Pontianak, belum pernah sekalipun aku melihat langit yang dihiasi bintang dan awan yang warnanya kontras dengan langitnya, kata orang-orang, asap kebakaran hutan yang menjelmakan keadaan itu. Semua hal disini, termasuk tercemarnya lingkungan di Pontianak membuat kondisiku kian memburuk. Namun, apa saat itu aku peduli? Apa aku peduli dengan kesehatannya? Seingatku…yang kurasakan saat itu hanyalah rasa ingin memberontak karena orangtuaku tak pernah mengijinkan aku jajan sembarangan, aku dilarang minum es, makan permen yang warnanya mencolok, padahal bagi anak berusia 3 tahun itu adalah salah satu hal yang sungguh memikat. Namun kesimpulanku saat ini mengatakan, kala itu orangtuaku mengabulkan apa saja permintaanku kecuali es, permen yang terlalu jorok dan jajanan di jalanan, terlambatkah aku menyadarinya?ah, barangkali itu memang wajar, anak balita mana bisa memahami hal semacam itu, yang terpenting adalah hikmah yang kusadari saat ini, terimakasih dan salam sayang untuk kedua orangtuaku.”

            Usia 3 tahun adalah usia dimana aku menginginkan sekolah. Tiap pagi duduk di halaman bersama ibuku, melihat anak-anak bersekolah, rupanya menarik minatku, akhirnya permintaanku dikabulkan juga.. TK Mekar, TK terdekat dari rumahku menjadi tempat pertamaku dalam menggayuh pendidikan, mungkin aku terlalu kecil waktu itu, namun sifatku yang terlalu percaya diri, yang kutujukan dan kuungkapkan kepada semua teman baruku, guruku, rupanya membawa dampak baik, namun kebanyakan juga dampak buruk, percaya diri bagiku saat itu disertai dengan keegoisan serta tidak mau kalah, hal itu yang mungkin membuat aku memiliki banyak teman sekaligus amat banyak musuh. Namun mengingat semua itu tetap membuat aku bangga karena berbagai even perlombaan serta pentas seni sering kulakoni dengan sempurna, misal menyanyi, membaca puisi, hampir semua temanku menangis ketika naik panggung, namun aku dengan PDnya meluncurkan aksi panggung yang berantakan mungkin, namun setidaknya amat berani, lomba balap sepeda juga berhasil kuraih dengan predikat pertama, hal ini berlangsung serupa pula di TK-ku yang kedua, TK Mukadimmah yang kupilih sendiri karena halaman depannya yang penuh dengan aneka wahana permainan.
            Umur 6 tahun ayahku memutuskan kembali menetap di kota asal kedua kakek nenekku, Klaten, dikarenakan perang suku yang makin kerap terjadi di sekitar Pontianak serta adanya krisis moneter yang melanda serta dampaknya amat siknifikan bagi usaha ayahku. Akupun memasuki babak baru, masa SD dengan lingkungan yang tak jauh berbeda bagiku, penyakit yang kuderita juga semakin pulih seiring bertambahnya umurku di kota Klaten tercinta. SD Negeri II Klaten akhirnya menjadi rumah keduaku, aku mulai mendapat banyak teman, akupun siswa yang cerdas dan selalu masuk peringkat 3 besar, namun aku merasakan kesenjangan di Sekolah Dasar ketika beberapa genk kelas mulai terbentuk, terkadang aku iri dengan teman-temanku. Baru ketika menginjak kelas 4, popularitasku pun dimulai, aku banyak ditunjuk menjadi ketua pramuka, bendahara kelas, dan mulai memiliki banyak teman dekat dan penggemar. Aku pandai menggambar dan lompat tinggi waktu itu, sehingga lomba tingkat kedaerahanpun sempat kuikuti, namun hasil terbaik belum bisa kuraih.
            Usia 11 tahun aku berhasil meraih salah satu impian terbesarku, bersekolah di SMP Negeri II Klaten, aku amat bangga dan bersyukur atas usahaku yang membuahkan hasil. SMP merupakan puncak dari popularitasku dalam segala bidang, kecuali prestasi, karena aku tak se-genius waktu SD, namun rupanya banyak dari teman-temanku yang masih mengandalkan prestasiku dalam hal bertanya ataupun berdiskusi. Di SMP aku mengikuti hampir semua organisasi dengan jabatan yang cukup terpandang, dari menjadi sekretaris OSIS, pleton PBB, Pramuka, PMR, hingga panitia-panitia singkat yang dibentuk dalam rangka kepentingan sosial. Aku mendapatkan banyak sahabat karib dan hampir tidak pernah lagi kesepian, duniaku amat beragam dengan segala tantangan dan kejutan yang mengacu pikiran serta adrenalinku. Kala itu kegemaranku melukis telah tergantikan dengan berbagai desain grafis yang kukuasai setelah mengenal Corel Draw serta Photoshop, pengabdianku yang terakhir disekolah adalah dipercaya dalam membuat Kalender tahunan serta desain background dalam pesta perpisahan kelas 9. Aku bangga pada posisiku kala itu terlebih ketika aku berhasil memasuki kelas unggulan di SMA Negeri I Klaten yaitu Akselerasi, sebelum teman lain mendapatkan sekolah, waktu jeda beberapa minggu setelah UNAS kugunakan untuk bersenang-senang tanpa sedikitpun beban kurasa. Namun disamping itu aku juga selalu mendampingi sahabatku meghadapi ujian seleksi SMA, membantu mereka belajar, hingga mengantar saat pendaftaran.
             Aku memasuki babak penuh pertimbangan di kelasku kini, SMA Negeri I Klaten. Dengan kelas unggulan yang berhasil kuraih rupanya sebanding pula dengan tingkat persaingan antar siswa. Ini pertama kalinya aku merasa kurang dalam hal prestasi di kelas, popularitasku yang dulu pun kini tergantikan, aku tetap memiliki sahabat-sahabat baik baru maupun yang lama, namun aku tak lagi menjamah kegiatan sosial serta organisasi di sekolah, aku sadar, aku harus secepatnya beradaptasi, karena hilangnya satu warna dalam hidupku tak akan menghapus ribuan warna lain yang berlomba mengisi hariku. Aku merangkak perlahan namun aku tahu itu pasti, dengan penuh rasa syukur, harapan, dan kebahagiaan. Pahit dan buruk memang selalu silih berganti namun kali ini aku akan menyikapinya secara lebih dewasa, karena aku sadar…aku telah mencapai setidaknya sepertiga nafasku, dan titik kehidupan yang lebih nyata baru akan kutempuh setelah aku berhasil menggapai universitas yang tepat, karena saat itulah masa depan yang sesungguhnya dimulai.


Karya :
Devia Indah Yanuarti
XII Aksel 07

Sabtu, 14 Mei 2011

Graphic Design Progress

Berawal dari kelas satu SMP ketika bokap kasih aku hadiah komputer baru...
seneng banget rasanya apalagi saat itu masih amatiran alias supeer gaptek kalo masalah gadget #malumaluin#
Pertama, karena pelajaran SMP belum banyak menuntut dengan hal yang berbau "komputer", jadi content yang wajib dipunya buat penuhin my comp cuma GAME, LAGU, GAMBAR, udah (hehe..payah banget ya)
waktu itu masih asing banget sama yang namanya internet, aplikasi corel, adobe photoshop, dll...
satu satunya hobi cuma kalo disuruh buat PPT alias power point, hahahahah

Tapi.......
karena rasa keingintahuanku itu tinggi banget, ketika melihat beberapa aplikasi yang Demo-nya menarik, hmmmm kok kayaknya asyik banget ya, tapi apa daya aku gak bisa, gak ada yang ngajarin juga waktu itu, jadi aku ngutak-atik sendiri...alias otodidak amatirrrrran, dengan berbagai macam cara, salah satunya download tutorial di internet dan berlangganan tutorial by Yahoo, =P
My first aplikasi, suka banget sama yang namanya MS Publiser, ditambah dikit-dikit corel DRAW,

Dan ternyata......
berkreasi dengan dua aplikasi itu nyenengin banget!!!!
membuatku ketagihan, hingga akhirnya lahirlah karya pertamaku yang amburadulll
This is it...


Heheheee..oke ini dia, huzzz, jangan ketawa doong....><'
kalo tak pikir-pikir, aneh juga waktu dulu, buat ni gambar pake tiga kombinasi program yaitu: Publiser, Photoshop and MS World....
capek dehhhh, kenapa ribet bangettt...butuh waktu >2 jam lagi buatnya,
padahal kalo tau sekarang cukup dengan Corel n Photoshop aja langsung jadi, dan hasilnya juga  sama sekali gak rapi, crop2annya terlihat jelas banget,, hheehehe...
sumpah niat banget....aaaaaaaaarrrgh, hahahaha



Masih belum puas,setelah itu aku utak-utik lagi gambarnya,
kali ini grow up deh aku, ditambah dengan Corel Draw, sepertinya hasilnya lebih memuaskan, tapiii memakan waktu yang supeeeer dupeeer luama, hehehehe...
seneng banget waktu pertama kali bisa buat itu..





NEXT bro....
Sebenarnya setelah itu aku buat pamflet tentang pengumuman PMR di SMP dan hasilnya lumayan juga mendapat banyak pujian, tapi sayangnya Softcopynya ilang,hikz.....

Trus waktu jaman-jamannya film NARUTO nih.., aku kan suka banget hihihihi,
ampe tergila-gila ama yang namanya Garaa,hahaha
saking sukaaanya, aku sampai buat ini nih...


hahahaha
tau kan yang palsu sebelah mana...
i was been hugged by once of them,wxwxwx
eeeh...jangan salah...butuh waktu setengah hari lho buatnya, hahahaha....









terus lanjut sama my next iseng-iseng......

Waktu itu kelas tiga SMP dan aku udah mulai berkembang....
hobiku menggambar kini udah sepenuhnya tergantikan oleh hobi design grafis,
aku dipilih buat design kalender sekolah, hikz..tapi sayangnya softcopynya juga ilang..
tapi sumpah, kasual banget designnya, meski beberapa anak gak terlalu suka, terutama kaum cowok, soalnya aku designnya terlalu feminim, gitu katanya, hehehehehehe

Diambah lagi saat pesta perpisahan.
Graduation Caremony di SMPku dinamakan  "ESPRESSO", aku ditunjuk untuk membuat design background panggung plus tiket, iniii dia hasilnya....
karena temanya "RED CARPET" jadi ya aku kasih unsur red carpetnya...
ditambah lagi pihak panitia requestnya suasana pesta agak sedikit gothic and misterius, jadi aku buat dengan latar hitam, biar kesannya suram, hehe =P


This is for Background Design
And this is for de Ticket Design






Tapiiii........ada cerita pilu dibaliknya, yang bikin aku gregetan setengah MAMPUS!!!!!!..
padahal designku udah disetujui sama pak Kepsek,
trus semua pihak panitia juga udah setuju dan tinggal proses penyetakan.
tapi dasar ketua panitianya ga TITEN ga TEGAS ga BERTANGGUNG JAWAB!!!!,
and pihak LO yang cetak pamflet begoooo banget,
akhirnya tanpa minta ijin pihak LO ganti pamfletku dengan design buatan mereka yang sederhanaa n jijaiiii BANGET SUMPAH!! dengan alasan biar warnanya gak kebanyaken jadi gak boros nyetaknya....
SHIIITTT banget tau gak, aku baru tau waktu hari H, and kaget waktu kejadiannya gitu, cuma bisa gigit jari deh, =( ><" :'(

Tapiii tenanggggg...perjalanan gak berakhir,
aku tetep berkarya dan selalu berinovasi, apalagi waktu SMA, kalo lagi gak ada kerjaan pasti iseng buat edit foto2, and sekarang aku juga udah lebih menguasai pake aplikasi ADOBE PHOTOSHOP n COREL DRAW GRAPHIC, gak pake aplikasi yang aneh-aneh lagi deh...
ini ni contoh dikit hasil isengku


aku download tutorialnya di inet, rumiiit anget caranya
hahaha judulnya Powerfull Metal Wave Explosion

ini juga sama, download tutorialnya di inet,tapi cukup sederhana kok buatnya,
hehehe, wanna try???














Teruuuus, lanjut, kelas  dua SMA, kebetulan ada acara PENTAS SENI, dan kali ini aku kembali dikasih amanah buat design background panggung, sebenarnya ada sedikit ketakutan kalo kejadian semasa SMP terjadi, tapi untunglah semua berjalan lancar....
tema kali itu "FULL CULTURE",

Aduuh..sebenernya waktu SMA aku masuk di kelas akselerasi alias percepatan, semua aktivitas didalamnya butuh ekstra adaptasi, disiplin, dituntut rajin belajar, dan membuatku sempat drop dan nyaris gak kuat juga, sempat depresi rasanya =(, hal itu sedikit mematikan daya kreativitasku juga, jadi ya hasilnya cuma gini nih....hehe


tapi cukup melambangkan FULL CULTURE kan??
lagian sebenarnya casual banget kok waktu dicetak gedeee n dipajang dengan paduan karpet hijau n tanaman2. Hasilnya lumayan bagus kok, gak mengecewakan, =P






ini nih...buktinya, ni paduan bacgroundnya waktu aku dan teman2 nari saman...


gimana menurutmu???hehehehe
seneng deh, hasil karya sendiri dipajang...=D












ohya gak lupa karena aku sayang orangtua....
jadinya waktu Bokap buat lapangan putsal nih, aku tawarin buat design logonya...
ini nih hasilnya, sederhana aja kok, abisnya lapangannya juga masih sederhana, hehe tapi alhamdulillah sekarang udah berkembang


sebenarnya aneeeh banget and aku gak terlalu setuju ma namanya INDAH FUTSAL, soalnya disamping terlalu lugas, sederhana, kurang gentle, and gak menjual juga namanya,heheheeee
tapi karena bokap sayang banget ma aku kali yeeee...jadi nama tengahku dipake buat nama putsalnye..hehehe
thank uu Daddy... =D


Terus...waktu kelas tiga SMA nih....
ada acara buka bersama "BUKBER", se'akselerasi angkatan atas ampe bawah,
dan aku lagi-lagi disuruh buat undangannya, tapi musti pake kreativitas gitu kata bu ketua kelasnya, alias gak cuma tulisan hitam diatas kertas putih...., alhasil ini deh jadinya....



Simple kan??? design kasual sederhana kali ini kupilih dengan dibantu saran bu ketua kelas juga.
lalu dicetak...and disebarin....









lanjuuuuuuuuuuuuuuuut >>>>>>>>>

Tugasku di SMA udah selesai,
kali ini di jenjang perkuliahan, dan jelas aja!! aku langsung bergabung di UKM BAPEMA alias Badan Pers Mahasiswa, yang didalamnya banyak pembinaan tentang hobi grafisku itu,
disini......aku semakin berkembang, mulai dari cetak BULLETIN...
ini dia buletinnya, dapet juara "Most Creative Design" lhoh...hehehe





Terus aku juga ikut UKM HMJA, Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, dan disitu aku masuk bagian RnD alias Research and Development, tapi tetep aja langkahku gak terhenti, kan departement RnD ni paling banyak prokernya, dan paling sering ngadain event-event, jadi tiap ada kegiatan and butuh publikasi, aku yang tugasnya buat pamflet,hehehehe ini dia beberapa pamflet yang udah aku buat..


Accounting Discussion

 Accounting Smart English Community
 hehehe, sebenernya pamfletnya jadinya bukan yang ini, soalnya namanya diganti
e-DAY alias English Day,
habisnya belum selesai kubuat sih

Accounting Paper Time

















Saat ini, baru sebatas itu karyaku..
baru sebatas itu!! soalnya aku pengen meneruskan bakatku, meskipun aku kuliah bukan di jurusan SENI, tapi hobi boleh aja kan melenceng... abisnya kalo jurusan AKUTANSI dan hobi itung-itung...aduh, pusiiiing aku,hehehehe
buat refreshing aja sebenarnya hobi ini..
selanjutnya aku berencana ikut tim training grafis di kampus buat melatih anggota-anggota lain dalam lingkup hal design grafis tentunya,
dan...selanjutnya...
wait my next story okeeee????hehehehe




ending       ---or---         to be continue
 

Be my Followers

Follow my Twitter

http://www.dreambingo.co.uk/