Pages

Ads 468x60px

Labels

Total Tayangan Halaman

Kamis, 14 Februari 2013

International Camp




Libur panjang semester memang tak lengkap bila hanya dirumah saja. Namun liburan semester ini, saya sengaja menghabiskan waktu lebih banyak dirumah karena permintaan orang tua. Berbeda dengan dua kali liburan sebelumnya yang lebih banyak saya habiskan menjadi koordinator event nasional dan mengikuti camp satu bulan di Kampung Pare.
Jujur saja rasanya kesepian ketika kita terbiasa mengikuti beragam aktivitas, dan tiba-tiba harus menganggur dirumah. Untungnya ada salah satu teman SMA saya, Titis yang saat ini kuliah di UGM mengajak saya mengikuti International Camp yang diadakan AISEC Undip di Semarang. Are you curious?? Check it out!!

Tepatnya Sabtu, 2 Februari pukul 08.30, saya berangkat dari Klaten ke rumah Titis di Boyolali. Kami sengaja memilih meeting point at Boyolali karena bus untuk mencapai semarang akan lebih praktis. Karena acara camp dimulai pukul 14.00, maka kami berangkat dengan Bus Safari pukul 11.30, karena perkiraan perjalanan adalah dua jam.
Setibanya di Semarang, kami sempat menemui kendala dalam mencari alamat karena ketidakakuratan peta yang diberikan. Namun syukurlah kami berhasil menemukan lokasi yang dimaksud yaitu Wisma Sumbing, Badan Pendidikan dan Penelitian Provinsi Jateng. Setibanya disana, kamar tidur kami telah dibagi secara acak, masing-masing kamar tidur ditempati empat orang dengan satu atau lebih peserta Exchange Partisipant/ EP (Native). Namun sayang, di kamar saya mungkin yang paling tidak hoki karena tidak ada EP nya.
Acara pun dimulai, meskipun molor hingga pukul setengah empat, kami dipersilahkan memasuki planery. Awalnya sangat aneh, karena musik penyambutan adalah suara mak lampir (Alamaak --“), tapi tiba-tiba panitia (Official Commitee/ OC) membuat gebrakan dengan mendadak masuk dan mengajak seluruh peserta berdiri dan menari, tarian yang begitu attractive dan berasa seperti di film High School Musical and Camp Rock (Seriously!). setelah berbagai acara tarian, kemudian EP masuk ke Planery dan diperkenalkan kepada kami. Ada 25 EP yang berasal dari berbagai negara, antara lain: Canada, Ukraine, Korea, Brazil, China, Taiwan, Egypt, dan Rusia. Rasanya tak sabar untuk segera berbincang dengan mereka.
Bukan international camp kalau seluruh peserta, OC, EP, keseluruhan jalannya event tidak menggunakan bahasa Inggris. Camp ini diikuti sekitar 90 peserta baik delegasi maupun non delegasi, 15 OC dan 25 EP dan banyak sekali youngers disini yang sangat expert berbahasa Inggris. Pada malam hari setelah mendapatkan makan malam, diadakan acara sharing session with profesional faci from eksternal institution. Tema yang diusung kegiatan ini adalah Milenium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari delapan sasaran pembangunan antara lain: Reducing Poverty, Basic Education, HIV/AIDS, Plant and Sanitary, Gender Equivaleness, Child, etc. Acara ini dibagi menjadi dua sesi, pada sesi yang pertama saya memilih tema HIV/AIDS dan pada sesi kedua Gender. Pada sesi yang pertama kebetulan saya datang terlambat, dan duduk bersebelahan dengan EP asal korea, tentu saja dalam kesempatan ini saya manfaatkan untuk berbincang dengannya. Gadis asal korea itu bernama Sung Eun Seun (ga tau bener gak spellingnya –“), wajahnya aduhai cantik banget mirip sama Song Hye Gyo, benar-benar mirip sampai orang-orang berpendapat bahwa dia adiknya Song Hye Gyo, hihihihi. Sayang sekali karena acara sharing nyaris tanpa spasi dan kami juga harus mencatat penjelasan dari faci, sehingga saya tidak terlalu banyak berbincang dengan  Sung Eun Seun.
Setelah acara sharing sesi satu dan dua selesai, kami kembali membuat kelompok masing-masing beranggotakan 10 orang, dan diberi kesempatan sharing dengan EP secara langsung. Kelompok saya mendapat jatah dengan 6 EP dari korea, aduhaiii manteb bener bro!! tapi sayangnya saya tidak terlalu Korean Freak, dan ketika acara sharing berlangsung tempat duduk saya diujung, sehingga tidak bisa ikut aktif bertanya pada EP Korea (How Saaadd!!! :’( ), selain itu dikelompok kami ada dua orang peserta yang korean freak dan super pede yang selalu menyerobot setiap kesempatan bertanya (How Freaaak!!! X( ). EP Korea bercerita dengan bantuan slide power point tentang sejarah negara mereka, seluk beluk negara mereka, prinsip negara mereka yang hanya mengandalkan intelegent tanpa tersedianya sumber daya untuk maju (Beda sama Indonesia ya,huh) hingga high level of sucide in their country (Tingginya tingkat bunuh diri). Pada akhir sesi mereka memberikan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan cideramata, Alhamdulillah saya dapat menjawab pertanyaan terakhir dan mendapatkan sebuah tourism object card :).
Setelah acara sharing dengan EP Korea, kami para peserta dipersilahkan berganti dresscode untuk mengikuti acara Pink Partyyy!! :D. Kali ini bukan hanya peserta wanita, tapi juga laki-laki harus berpakaian pink. Acaranya tentu saja menari dan games, benar-benar lelah saat itu. Beberapa EP tidak mengikuti acara party karena mereka sudah sangat kelelahan. Karena rupanya setelah saya berbincang dengan beberapa EP, ini adalah minggu ke tiga mereka disini, dan bahkan mereka tidak mengetahui schedul untuk acara keesolan harinya, sehingga tidak tahu jadwal kepulangannya. Anna Chau from Canada bahkan visanya akan expired dua minggu lagi.
Acara party berakhir pukul dua belas dan kami segera memasuki kamar untuk tidur, tapi bukannya tidur kebanyakan dari kami malah berbincang hingga pukul tiga, tapi karena saya sudah sangat kelelahan jadi pukul setengah dua sudah menuju ke alam mimpi meskipun kedua rommate-ku masih asyik berbincang.
Pagi harinya saya bangun pukul lima dan segera mengikuti acara camp selanjutnya. Acaranya sangat beragam mulai dari sarapan, going to the planery: do the AGG (Anti Galau Games), Gossip or Must to do box, Explanation by internal Faci about How to make good project, Simulation of the project, etc. Pada saat Simulasi, saya sekelompok dengan EP asal Ukraine bernama Amara dan temannya. Amara menggunakan kerudung pasmina dan wajahnya cantik khas arabian, dia adalah salah satu EP yang sudah mulai tepar. Dia berkata padaku “I vomitted two times yesterday” (muntah dua kali), temannya, Seena kini sakit dan tidak mengikuti rangkaian acara. Mahasiswi jurusan Perbankan dan Bisnis ini telah kehilangan dua minggu perkuliahan karena jadwal exchange yang nyaris satu bulan ini. Sepanjang acara sebelum Seena sakit, Amara dan Seena terlihat selalu bersama, rupanya karena mereka memang teman dekat yang berasal dari jurusan dan kelas yang sama di Ukraine sana. Sayang saya dan Amara tidak sempat berfoto bersama.
Sebelum istirahat makan siang rupanya kembali diadakan acara sharing dengan EP, kali ini dengan metode yang berbeda, yaitu kami memilih EP mana yang akan diajak untuk sharing, kali ini EP secara individual bukan berkelompok berdasarkan negaranya. Awalnya saya dan Titis memilih sharing dengan EP Brazil tapi karena suatu pertimbangan, akhirnya kami memilih EP Canada. Tidak mau mengulangi kesalahan sebelumnya, kali ini saya memilih tempat tepat disamping Anna Chau, nama EP tersebut. Banyak orang mengira bahwa dia berasal dari China, karena wajahnya yang Chinesse, tapi rupanya dia berasal dari Canada, kemudian Anna mulai bercerita tentang Cannada, jujur saya tidak terlalu mengerti tentang Canada, hingga kemudian saya bertanya dimana dia tinggal dan dia menjawab di Quebec. Its really Wow!! Saya baru saja menyesaikan buku “Ranah Tiga Warna” karya Ahmad Fuadi yang banyak bercerita tentang Quebec, jujur ketika membaca buku itu, saya sangat mengagumi kota kecil nan hijau tersebut. Kontan saja setelah Anna menjawab demikian, pembicaraan kami jadi sangat mengalir (sejujurnya hanya pembicaraanku dengan Anna, saya cenderung mendominasi sharing tersebut, maafkan saya teman-teman, saya tidak menyadarinya T.T), kemudian saya bertanya tentang keindahan pohon maple yang populer di Quebec, Anna menjawab dengan sangat antusias tentang warna daun maple yang berubah-ubah sejalan dengan musim, kemudian saya bertanya tentang sejarah Quebec yang dulu sempat ingin memisahkan diri hingga kuliner dan olahraga yang populer di Quebec. Saking antusiasnya, Anna sampai mengambil laptopnya dan menunjukkan pada kami beberapa foto kota kecil nan hijau tersebut. “This is Quebec, so green, full of plant and water, rock mountain surrounds the city, you can see it.”, “How beautifull” i said :). Gadis berumur 22 tahun yang hampir menyelesaikan University S2 jurusan Akuntansi (di Canada College adalah sebutan untuk S1 namun lulusannya hanya menjadi teknisi, sedangkan University adalah tingkat S2 atau S3 yang lulusannya akan menjadi profesional) di Quebec ini bercerita tentang kebanyakan masyarakat di Canada yang tidak memiliki agama alias universal, Anna dan keluarganya adalah salah satu dari mereka (sayang sekali). Ada banyak hal yang kami perbincangkan disana, Anna sempat bertanya pada saya apakah orang Indonesia selalu makan nasi pagi siang malam, karena perutnya terasa aneh “its sounds funny and weird” ketika dia sarapan dengan nasi. Waktu sharing adalah 30 menit dan itu terasa seperti sepuluh menit, pembicaraan segera diakhiri, dan kami segera mengikuti acara penutupan dan pulang ke kota masing-masing.

Foto bersama Sung Eun Seun
Foto bersama Anna Chau
Foto saat pink parti (kiri: Titis, Devia, Widowati, Milka)

“Lucky i’ve read that Ranah Tiga Warna Novel and know more about Quebec, who knows that today i could directly chat to Quebec people. Anna, i said that someday when i visit Canada i would first come to Quebec, i’m so curious about that city, hope this dream will come true :)” 

0 comments:

Posting Komentar

 

Be my Followers

Follow my Twitter

http://www.dreambingo.co.uk/