Libur panjang
semester memang tak lengkap bila hanya dirumah saja. Namun liburan semester
ini, saya sengaja menghabiskan waktu lebih banyak dirumah karena permintaan
orang tua. Berbeda dengan dua kali liburan sebelumnya yang lebih banyak saya
habiskan menjadi koordinator event nasional dan mengikuti camp satu bulan di
Kampung Pare.
Jujur saja
rasanya kesepian ketika kita terbiasa mengikuti beragam aktivitas, dan
tiba-tiba harus menganggur dirumah. Untungnya ada salah satu teman SMA saya,
Titis yang saat ini kuliah di UGM mengajak saya mengikuti International Camp
yang diadakan AISEC Undip di Semarang. Are you curious?? Check it out!!
Tepatnya Sabtu,
2 Februari pukul 08.30, saya berangkat dari Klaten ke rumah Titis di Boyolali.
Kami sengaja memilih meeting point at Boyolali karena bus untuk mencapai
semarang akan lebih praktis. Karena acara camp dimulai pukul 14.00, maka kami
berangkat dengan Bus Safari pukul 11.30, karena perkiraan perjalanan adalah dua
jam.
Setibanya di
Semarang, kami sempat menemui kendala dalam mencari alamat karena
ketidakakuratan peta yang diberikan. Namun syukurlah kami berhasil menemukan
lokasi yang dimaksud yaitu Wisma Sumbing, Badan Pendidikan dan Penelitian
Provinsi Jateng. Setibanya disana, kamar tidur kami telah dibagi secara acak,
masing-masing kamar tidur ditempati empat orang dengan satu atau lebih peserta
Exchange Partisipant/ EP (Native). Namun sayang, di kamar saya mungkin yang
paling tidak hoki karena tidak ada EP nya.
Acara pun
dimulai, meskipun molor hingga pukul setengah empat, kami dipersilahkan
memasuki planery. Awalnya sangat aneh, karena musik penyambutan adalah suara
mak lampir (Alamaak --“), tapi tiba-tiba panitia (Official Commitee/ OC)
membuat gebrakan dengan mendadak masuk dan mengajak seluruh peserta berdiri dan
menari, tarian yang begitu attractive dan berasa seperti di film High School
Musical and Camp Rock (Seriously!). setelah berbagai acara tarian, kemudian EP
masuk ke Planery dan diperkenalkan kepada kami. Ada 25 EP yang berasal dari
berbagai negara, antara lain: Canada, Ukraine, Korea, Brazil, China, Taiwan,
Egypt, dan Rusia. Rasanya tak sabar untuk segera berbincang dengan mereka.
Bukan
international camp kalau seluruh peserta, OC, EP, keseluruhan jalannya event
tidak menggunakan bahasa Inggris. Camp ini diikuti sekitar 90 peserta baik
delegasi maupun non delegasi, 15 OC dan 25 EP dan banyak sekali youngers disini
yang sangat expert berbahasa Inggris. Pada malam hari setelah mendapatkan makan
malam, diadakan acara sharing session with profesional faci from eksternal
institution. Tema yang diusung kegiatan ini adalah Milenium Development Goals
(MDGs) yang terdiri dari delapan sasaran pembangunan antara lain: Reducing Poverty,
Basic Education, HIV/AIDS, Plant and Sanitary, Gender Equivaleness, Child, etc.
Acara ini dibagi menjadi dua sesi, pada sesi yang pertama saya memilih tema
HIV/AIDS dan pada sesi kedua Gender. Pada sesi yang pertama kebetulan saya
datang terlambat, dan duduk bersebelahan dengan EP asal korea, tentu saja dalam
kesempatan ini saya manfaatkan untuk berbincang dengannya. Gadis asal korea itu
bernama Sung Eun Seun (ga tau bener gak spellingnya –“), wajahnya aduhai cantik
banget mirip sama Song Hye Gyo, benar-benar mirip sampai orang-orang
berpendapat bahwa dia adiknya Song Hye Gyo, hihihihi. Sayang sekali karena
acara sharing nyaris tanpa spasi dan kami juga harus mencatat penjelasan dari
faci, sehingga saya tidak terlalu banyak berbincang dengan Sung Eun Seun.
Setelah acara sharing
sesi satu dan dua selesai, kami kembali membuat kelompok masing-masing
beranggotakan 10 orang, dan diberi kesempatan sharing dengan EP secara
langsung. Kelompok saya mendapat jatah dengan 6 EP dari korea, aduhaiii manteb
bener bro!! tapi sayangnya saya tidak terlalu Korean Freak, dan ketika acara
sharing berlangsung tempat duduk saya diujung, sehingga tidak bisa ikut aktif
bertanya pada EP Korea (How Saaadd!!! :’( ), selain itu dikelompok kami ada dua
orang peserta yang korean freak dan super pede yang selalu menyerobot setiap
kesempatan bertanya (How Freaaak!!! X( ). EP Korea bercerita dengan bantuan
slide power point tentang sejarah negara mereka, seluk beluk negara mereka, prinsip
negara mereka yang hanya mengandalkan intelegent tanpa tersedianya sumber daya
untuk maju (Beda sama Indonesia ya,huh) hingga high level of sucide in their
country (Tingginya tingkat bunuh diri). Pada akhir sesi mereka memberikan
beberapa pertanyaan untuk mendapatkan cideramata, Alhamdulillah saya dapat
menjawab pertanyaan terakhir dan mendapatkan sebuah tourism object card :).
Setelah acara
sharing dengan EP Korea, kami para peserta dipersilahkan berganti dresscode
untuk mengikuti acara Pink Partyyy!! :D. Kali ini bukan hanya peserta wanita,
tapi juga laki-laki harus berpakaian pink. Acaranya tentu saja menari dan
games, benar-benar lelah saat itu. Beberapa EP tidak mengikuti acara party
karena mereka sudah sangat kelelahan. Karena rupanya setelah saya berbincang
dengan beberapa EP, ini adalah minggu ke tiga mereka disini, dan bahkan mereka
tidak mengetahui schedul untuk acara keesolan harinya, sehingga tidak tahu
jadwal kepulangannya. Anna Chau from Canada bahkan visanya akan expired dua
minggu lagi.
Acara party berakhir
pukul dua belas dan kami segera memasuki kamar untuk tidur, tapi bukannya tidur
kebanyakan dari kami malah berbincang hingga pukul tiga, tapi karena saya sudah
sangat kelelahan jadi pukul setengah dua sudah menuju ke alam mimpi meskipun
kedua rommate-ku masih asyik berbincang.
Pagi harinya
saya bangun pukul lima dan segera mengikuti acara camp selanjutnya. Acaranya
sangat beragam mulai dari sarapan, going to the planery: do the AGG (Anti Galau
Games), Gossip or Must to do box, Explanation by internal Faci about How to
make good project, Simulation of the project, etc. Pada saat Simulasi, saya
sekelompok dengan EP asal Ukraine bernama Amara dan temannya. Amara menggunakan
kerudung pasmina dan wajahnya cantik khas arabian, dia adalah salah satu EP
yang sudah mulai tepar. Dia berkata padaku “I vomitted two times yesterday”
(muntah dua kali), temannya, Seena kini sakit dan tidak mengikuti rangkaian
acara. Mahasiswi jurusan Perbankan dan Bisnis ini telah kehilangan dua minggu
perkuliahan karena jadwal exchange yang nyaris satu bulan ini. Sepanjang acara
sebelum Seena sakit, Amara dan Seena terlihat selalu bersama, rupanya karena
mereka memang teman dekat yang berasal dari jurusan dan kelas yang sama di
Ukraine sana. Sayang saya dan Amara tidak sempat berfoto bersama.
Sebelum
istirahat makan siang rupanya kembali diadakan acara sharing dengan EP, kali
ini dengan metode yang berbeda, yaitu kami memilih EP mana yang akan diajak
untuk sharing, kali ini EP secara individual bukan berkelompok berdasarkan
negaranya. Awalnya saya dan Titis memilih sharing dengan EP Brazil tapi karena
suatu pertimbangan, akhirnya kami memilih EP Canada. Tidak mau mengulangi
kesalahan sebelumnya, kali ini saya memilih tempat tepat disamping Anna Chau,
nama EP tersebut. Banyak orang mengira bahwa dia berasal dari China, karena
wajahnya yang Chinesse, tapi rupanya dia berasal dari Canada, kemudian Anna
mulai bercerita tentang Cannada, jujur saya tidak terlalu mengerti tentang
Canada, hingga kemudian saya bertanya dimana dia tinggal dan dia menjawab di
Quebec. Its really Wow!! Saya baru saja menyesaikan buku “Ranah Tiga Warna”
karya Ahmad Fuadi yang banyak bercerita tentang Quebec, jujur ketika membaca
buku itu, saya sangat mengagumi kota kecil nan hijau tersebut. Kontan saja
setelah Anna menjawab demikian, pembicaraan kami jadi sangat mengalir
(sejujurnya hanya pembicaraanku dengan Anna, saya cenderung mendominasi sharing
tersebut, maafkan saya teman-teman, saya tidak menyadarinya T.T), kemudian saya
bertanya tentang keindahan pohon maple yang populer di Quebec, Anna menjawab
dengan sangat antusias tentang warna daun maple yang berubah-ubah sejalan
dengan musim, kemudian saya bertanya tentang sejarah Quebec yang dulu sempat ingin
memisahkan diri hingga kuliner dan olahraga yang populer di Quebec. Saking
antusiasnya, Anna sampai mengambil laptopnya dan menunjukkan pada kami beberapa
foto kota kecil nan hijau tersebut. “This is Quebec, so green, full of plant
and water, rock mountain surrounds the city, you can see it.”, “How beautifull”
i said :). Gadis berumur 22 tahun yang hampir menyelesaikan University S2 jurusan
Akuntansi (di Canada College adalah sebutan untuk S1 namun lulusannya hanya
menjadi teknisi, sedangkan University adalah tingkat S2 atau S3 yang lulusannya
akan menjadi profesional) di Quebec ini bercerita tentang kebanyakan masyarakat
di Canada yang tidak memiliki agama alias universal, Anna dan keluarganya adalah
salah satu dari mereka (sayang sekali). Ada banyak hal yang kami perbincangkan
disana, Anna sempat bertanya pada saya apakah orang Indonesia selalu makan nasi
pagi siang malam, karena perutnya terasa aneh “its sounds funny and weird”
ketika dia sarapan dengan nasi. Waktu sharing adalah 30 menit dan itu terasa
seperti sepuluh menit, pembicaraan segera diakhiri, dan kami segera mengikuti
acara penutupan dan pulang ke kota masing-masing.
Foto bersama Sung Eun Seun |
Foto bersama Anna Chau |
Foto saat pink parti (kiri: Titis, Devia, Widowati, Milka) |
“Lucky i’ve read that Ranah Tiga Warna Novel and know more about Quebec,
who knows that today i could directly chat to Quebec people. Anna, i said that
someday when i visit Canada i would first come to Quebec, i’m so curious about
that city, hope this dream will come true :)”
0 comments:
Posting Komentar