Pasar “Gilingan” merupakan salah satu pasar pakaian bekas di Surakarta yang terletak di Jalan Setiabudi, sebelah timur Terminal Tirtonadi. Pada malam hari pasar ini lebih banyak digunakan sebagai pasar ponsel seluler yang lebih dikenal dengan sebutan “Pasar Maling”, sehingga bila ingin mengunjungi pasar pakaian bekas lebih baik memilih waktu pagi hari antara pukul 10.00-12.00 WIB pada saat keadaan pasar sedang ramai-ramainya. Para pedagang mulai berjualan pada pukul delapan pagi hingga sore hari, kemudian mereka beristirahat sejenak dan akan kembali berjualan pada malam hari, jumlah pedagang pakaian bekas yang berjualan hingga malam hari relatif sedikit, tidak sebanyak pada pagi hari. Setiap pagi hingga siang hari, pasar ini selalu diramaikan lebih dari 10 pedagang pakaian bekas yang mendirikan tenda di sepanjang pinggiran jalan. Kebanyakan pedagang berasal dari kota Surakarta dan sekitarnya, seperti Boyolali. Hampir semua pedagang telah memulai profesinya sebagai penjual pakaian bekas selama lebih dari 15 tahun, bahkan mereka menjadikan profesi tersebut sebagai profesi utama, hal ini terlihat dari survey yang telah dilakukan bahwa ada sepasang suami istri yang sama-sama berjualan pakaian bekas.
Para pedagang mendapat pasokan pakaian bekas dari berbagai distributor, bahkan kebanyakan datang dari perorangan yang sengaja menjual pakaian bekas dengan mendatangi langsung pasar gilingan. Setiap harinya, ada sekitar lima pembeli yang menjadi penglaris bagi setiap pedagang, jumlah tersebut memang relatif sedikit mengingat setiap harinya masing-masing penjual masih dikenai pajak penjualan sebesar Rp.500,-, namun menurut pengakuan si penjual mereka bisa meraup penghasilan hingga Rp.1,100,000,- per bulannya, jumlah tersebut telah mencukupi untuk membayar kebutuhan sehari-hari keluarganya. Adapun barang-barang yang dijual di pasar tersebut sebenarnya tidak hanya pakaian, ada beberapa barang lain seperti: sandal (Rp.9,000,-), bola bekas (Rp.20.000,-), tas (Rp.15.000,-) dan lain-lain, namun memang mayoritas barang yang dijual adalah pakaian bekas yang terdiri dari beragam model, seperti: hem atasan (Rp.7,000,-), kaos (Rp.5,000,-), celana jins (Rp.15.000,-), celana kain (Rp.9,000,-), jaket (Rp.15,000,-) dan lain sebagainya.
Ditinjau dari segi pembeli peminat produk pakaian bekas rupanya tak pandang bulu, ada beragam kalangan mulai dari supir bus, tukang becak, pekerja kantoran bahkan hingga mahasiswa yang membeli pakaian di Pasar Gilingan. Hal tersebut bisa dibilang wajar melihat keadaan produk pakaian bekas yang dijual sudah melalui proses perbaikan kualitas seperti proses pencucian dan jahit ulang, sehingga pakaian tersebut langsung layak untuk dipakai, bahkan ada beberapa produk pakaian bekas yang bermerek, sehingga meskipun sudah menjadi barang bekas namun tetap menarik dan banyak diminati. Hal tersebut meningkatkan optimisme dan semangat para penjual pakaian bekas melihat progres penjualan pakaian dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan, bahkan keberadaan toko pakaian grosir yang sering dianggap orang sebagai pesaing utama dari produk pakaian bekas ternyata tidak mempengaruhi peminat dari produk pakaian bekas, hal tersebut dikarenakan pembeli grosir mengharuskan jumlah tertentu untuk sekali pembelian alias tidak boleh mengecer, sehingga sampai sejauh ini peminat pakaian bekas masih tetap bertahan dari berbagai kalangan.
ini ni, video jalan-jalan sekaligus reportase kita di Pasar "Gilingan" yang sebenarnya merupakan tugas kuliah kita, mata kuliah "Perekonomian Indonesia"
Pemain :
Cameraman : Fani
Pemeran utama : Devia, Destia, Laga, Sigit
Figuran : Bapak, Ibu (Original seller of Gilingan Market)
Riana, Haris, Wawan, Adit
Editing : Fani, Laga, Sigit
Subtitle Teks : Devia, Destia
Reporter : Devia, Destia